This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 28 Mei 2016

Proses Instalasi modem FO pada pelanggan PRAXIS

Hasil gambar untuk modem ether access



Proses Instalasi Modem FO di shelter indosat Menara Kadin (SIMULASI) 
ΓΌ  Permitt ke engineering office-nyauntukmemasuki shelter indosat yang berada di Lt.B3
ΓΌ  Setelah diberiizin, langsungke TKP untuk mengadakan simulasi sebelum ke pelanggan.
ΓΌ  Masuk ke shelter indosat harus menggunakan kunci cyber yang sudah di creat terlebih dahulu di Wisma Antara Lt 6
ΓΌ  Setelah masuk, siapkan perangkat dan alat pendukungnya untuk pengadaansimulasi.
ΓΌ  Setelanperangkanuntukdisimulasi :
§  Sambungkan modem reiscom ke metro darisab’a : -48 kemur (-,-,-,-) dan sisi lain nya ke (+,+,+,+).Kbel merah hitam(-) kabel merah plus(+)
§  Lalu sambungakan konektor SFP LX-LC ke Metro pusat yang langsung terhubung ke KPPTI di port yang tersedia.Alokasi sesuai dengan ketentuan.
§  Sambungkan juga SFP LX-LC ke modem Raisecom di LINE 1
§  Lalu sambungkan kabel FO-nya ke SFP LX-LC yang sudah disambungkan ke Metro pusat.
§  Sisi lain dari kabel FO-nya sambungkan ke SFP LX-LC di Modem Raisecom.
§  Tes ping pada perangkat melalui Putty pada shelter dan kantorpusat. Dan jika berhasil maka akan menunjukan yang sesuai permintaan pelanggan misalkan 10 Mbps. 

ΓΌ  Setelah berhasil disimulasi, cabutkembalisemuaperangkat yang telahdisambungkandari Metro pusatdanrapihkankembali.ΓΌ  Jumper kabel FO pada OTB ke Metro pusatΓΌ  Kabel FO pada OTB pada port 1 dan 2ΓΌ  Pemasangan kabel FO memiliki kode yang di label a/b,jika tidak konek dibolak balik sajaΓΌ  Sisi lainnya disambungkan ke metro pusat ke port yang tadi digunakan pada simulasi.Alokasi port sudah ditentukanΓΌ  Kunci pintu shelter dan menuju ke ruangan server pelanggan,jangan lupa matikan lampu dan periksa barang-barang bawaan


 
 Proses instalasi Modem di server pelangganΓΌ  Minta izin masuk keruangan server atau menghubungi kontak pelanggan.ΓΌ  Setelan perangkanu ntuk disimulasi: 
§  Sambungkan modem reiscomke metro darisab’a : -48 kemur (-,-,-,-) dansisilainnyake (+,+,+,+)
§  Sambungkan juga SFP LX-LC ke modem Raisecom di LINE 1
§  Lalu sambung kan kabel FO-nyake SFP LX-LC yang sudah disambungkan ke Modem Raisecom.
§  Sisi lain darikabel FO-nya ke OTB pada shelter pelanggan. 

ΓΌ  Lalu test si perangkat menggunakan Tester JDSU SmartClass Ethernet.
ΓΌ  Setting tester JDSU sesuaikonfigurasi. MisalkanVlan 2997, Speed Port 10M, Autoneg Off, Duplex : Full
ΓΌ  Mode pengetesan menggunakan RFC2544
ΓΌ  Lalu tunggu balasan loop dari kantor pusat.
ΓΌ  Setelah dapat loop tunggu beberapa menit untuk penyetelan.
ΓΌ  Settingan tester harus disesuaikan dengan permintaan
ΓΌ  Setelah selesai, tester akan menunjukan hasil bisa dilihat di result,jika berhasil overall test:pass 



Cara pengetesan Patch Cord (FO)

Hasil gambar untuk patch core fiber optic


CARA PENGETESAN PATCHCORD

·         Colok kabel patch core ke otb pada port 1 dan 2 dengan urutan AB (saat memasang patchcore perhatikan lidah yang yang terdapat pada patchcore tsb,jika pemasangan tidak benar akan terdapat gap/longgar dan kabel tidak konek)
·         Colok core 1 ke tester light source jdsu sebagai tx nya (posisi ada di shelter)
·         Pada bagian rx juga sama pada core 1 (posisi ada di pelanggan)
·         Jika sudah terpasang tekan tombol laser dengan lambang cahaya untuk pengetesan redaman kabel FO


·         Kemudian pengetesan dilakukan pada core 2 dengan urutan yang sama
·         Namun pada saat pengetesan pada port 1 dan 2 tidak tembus,kemudian pindah pada port 3 dan 4

·         Cara pengetesannya sama dengan yang diatas,pada port  3 dan 4 tembus hasil dari pengetasannya adalah -10 dBm dan -9 dBm,untuk standar redamannya adalah -10 dBm,jika lebih dari itu berarti kualitasnya tidak baik

Prosedur Survey


Prosedur survey modem di pelanggan
1. Ijin Kerja , mengatur jadwal bertemu dengan pelanggan dan meminta ijin masuk
2. Cek perangkat Indosat yang tersedia.
Jika ada cek kapasitas nya memungkinkan atau tidak untuk link baru.
3. Cari backbone (jaringan / jalur utama dari indosat ke pelanggan ) dan cari perangkat perangkat lain yang ada di pelanggan. Cari arah perangkat menuju BTS mana
4. Cari space rak yang memungkinkan untuk peletakan modem . 1 U = 3 Lobang
5. Cari space power di pelanggan . Tanya ada backup UPS / Janset , system groundingnya bagus atau tidak
Standarisasi instalasi indosat : 1. Kerapihan kabel , 2. Grounding , 3. Voltase
6. Hitung kebutuhan kabel dan bahan pendukung
7. Foto semua untuk dokumentasi

Prosedur survey modem di shelter
1. Persiapkan akses ke lokasi dan kunci
2. Cari perangkat yang telah ada yang menuju ke arah pelanggan
3. Cari backbone eksisting
4. Cari space rack yang ada
5. Cari Note akses Indosat (UMUX, METRO , SDH ,dll) tersedia port kosong atau tidak
6. Cari jalur kabel dari modem ke note akses
7. Cari power DC berupa MCB, cari yang kosong .
8. Cari system grounding apakah bagus atau tidak
9. Suhu ruangan di shelter
10. Kebutuhan kabel berapa meter
11. Dokumentasi

Aktivasi Modem
1. Siapkan SPK, Kunci dan Toolkit
2. Siapkan perangkat yang mau dibawa
3. Siapkan hal hal yang mendukung untuk perangkat itu
4. Siapkan alat ukur

Selasa, 10 Mei 2016

Mengenal Base Tranceiver Station (BTS)

Apa itu BTS
Mengenal Apa itu BTS

Pengertian Umum BTS
BTS adalah singkatan dari Base Transceiver Station. BTS merupakan suatu elemen dalam jaringan seluler (Cell Network) yang berperan penting sebagai pemancar dan penerima sinyal dari handphone pengguna (MS/Mobile Station). Tanpa adanya BTS, atau ketika BTS terdekat di lokasi Anda bermasalah, bisa dipastikan sinyal yang diterima oleh MS ikut bermasalah seperti sinyal hilang, blank spot, telepon putus dan sebagainya. BTS secara umum berbentuk menara pemancar dengan ketinggian bervariasi antara 40 - 75 meter, menyesuaikan kondisi geografis dan luas jangkauan jaringan yang dituju. Selain berbentuk menara pemancar, ada juga "BTS Roof Top", yaitu antena pemancar yang umumnya diletakkan di atap gedung bertingkat dengan ketinggian tertentu. Selain itu, ada lagi BTS yang biasa kita lihat ketika terjadi bencana alam di suatu daerah , yaitu perangkat Mobile BTS yang digunakan untuk melayani kebutuhan telekomunikasi di daerah yang tidak tercover BTS konvensional secara temporary.

Dalam suatu area BTS, secara umum terdiri atas: menara pemancar segi empat (ada pula yang berbentuk segitiga / triangle), antena pemancar, kabel - kabel, dan sebuah shelter (berbentuk seperti rumah-rumahan di bawah tower). Di dalam shelter ini terdapat berbagai perangkat utama BTS itu sendiri, yang berbentuk seperti lemari dengan rak-rak mesin di dalamnya. Biasanya terdapat juga lemari rectifier (supply power), berbagai perangkat electronik dan mekanikal lainnya. Suatu area cakupan pemancar dari BTS biasa disebut Cell, secara umum satu BTS mampu mencakup hingga 8 - 10 Km jarak udara jangkauan sinyal dalam radius 360 derajat. Sementara, Mobile BTS terdiri dari komponen seperti BTS konvensional hanya saja dalam skala yang lebih kecil dan dapat dipindahkan








Konfigurasi Teknik
BTS merupakan suatu elemen dari topologi core network GSM dan CDMA. BTS termasuk dalam subkomponen dari BSS (Base Station Subsystem), yang  terdiri juga dari BSC (Base Station Controller).
Secara umum beberapa BTS dikontrol oleh satu BSC, yang kemudian seluruh alur telekomunikasi disalurkan ke MSC (Mobile Switching Center). Untuk bab BSC, MSC dan core network lainnya akan kita bahas di artikel selanjutnya.

BTS berhubungan dengan MS melalui air-interface dan berhubungan dengan BSC dengan menggunakan A-bis interface. BTS berfungsi sebagai pengirim dan penerima (transceiver - receiver) sinyal komunikasi dari/ke MS serta menghubungkan MS dengan network element lain dalam jaringan GSM (BSC, MSC, SMS, IN, dsb) dengan menggunakan radio interface.

Secara hirarki, BTS akan terhubung ke BSC, dalam hal ini sebuah BSC akan mengontrol kerja beberapa BTS yang berada di bawahnya. Karena fungsinya sebagai transceiver, maka bentuk fisik sebuah BTS pada umumnya berupa tower dengan dilengkapi antena sebagai transceiver, dan perangkatnya.
Fungsi dasar BTS adalah sebagai Radio Resource Management, yaitu melakukan fungsi-fungsi yang terkait dengan :

  1. Assigning channel ke MS pada saat MS akan melakukan panggilan telepon.
  2. Menerima dan mengirimkan sinyal dari dan ke MS, juga mengirimkan/menerima sinyal dengan frekuensi yang berbeda-beda dengan hanya menggunakan satu antena yang sama.
  3. Mengontrol power yang di transmisikan ke MS.
  4. Ikut mengontrol proces handover, yaitu proses perpindahan panggilan (MS sedang mobile) dari satu sectoral ke sectoral lainnya.
BTS mempunyai peranan yang sangat besar dalam topologi jaringan provider telekomunikasi. Oleh karena itu, tidak heran jika provider menggelontorkan dana yang tidak sedikit untuk membuat, mengelola dan memperbaiki satu BTS. Indosat, sebagai salah satu provider telekomunikasi terbaik di Indonesia mendedikasikan kualitas layanan jaringan dengan memperluas cakupan BTS, serta perawatan dan perbaikan BTS oleh teknisi enginer yang handal.




Hasil Percobaan Modem (Tugas 1)


Request Timeout , General Failure , Destination Host Unreachable pada Ping CMD

Request Time Out (RTO)
Requst Time Out adalah ketika Komputer server tidak merespon permintaan koneksi dari klien setelah beberapa lama (jangka waktu timeout bervariasi) antara lain karena:
1. Utilisasi/pemakaian bandwidth sudah penuh. solusi harus upgrade kecepatan.
2. Kualitas akses jaringan (wireless/wireline) kurang bagus.
3. website yang dituju memiliki delay yang tinggi, sehingga ping timeout.
4. Koneksi ke IP tersebut putus, atau
5. Port di komputer tersebut ditutup
6. Adanya Firewall
7. Kabel rusak atau tidak terpasang.

Cara Mengatasinya :
Check kembali penulisan IP Tujuan pada sintaks ping
Check kembali apakah pemasangan kabel sudah tepat di Komputer tujuan
Check kembali NetID pada computer tujuan
Matikan Firewall di kedua computer (Cara Matikan Firewall)

Destination Host Unreachable (DHU)
Destination Host unreachable, terjadi jika host, jaringan, port atau omputer
tertentu tidak dapat dijangkau. Komunikasi di jaringan tergantung dari beberapa kondisi yang ditemui.

Pertama, omputer TCP/IP harus dikonfigurasi untuk device yang mengirim dan menerima data. Termasuk pemasangan omputer TCP/IP dan konfigurasi alamat IP dan subnet mask. Default gateway juga harus dikonfigurasi jika datagram keluar jaringan local. Kedua, device harus ditempatkan untuk melewatkan datagram dari device asal dan jaringannya ke device tujuan. Router juga harus mempunyai omputer TCP/IP yang dikonfigurasi di interface-interfacenya dan harus menggunakan omputer routing tertentu.
Jika kondisi tidak ditemukan, kemudian komunikasi jaringan tidak dapat dilakukan. Device pengirim mengalamatkan datagram ke IP address yang tidak ada atau ke device tujuan yang tidak terhubung ke jaringan. Router dapat juga sebagai titik kesalahan jika koneksi interface putus atau jika router tidak memiliki informasi yang berguna untuk menemukan jaringan tujuan. Jika jaringan tujuan tidak dapat diakses, hal seperti ini disebut dengan unreachable destination.

Jika anda menemui pesan “Destination Host Unreachable” saat melakukan tes koneksi via Command Prompt pada omputer Windows anda ,maka ada 3 masalah yang harus di perbaiki :
1. Kabel jaringan,LAN Card atau Wireless USB kemungkinan tidak terhubung ke PC atau perangkatnya rusak
2. HUB/SWITCH tidak di nyalakan atau rusak
3. Status “Local Area Connection” masih “Disable” pada Network Connection di Control Panel

Penyelesaiannya :
Masalah 1 : hubungkan perangkat jaringan tersebut dengan baik pada posisinya,jika
perangkat rusak maka perlu di ganti posisi PCI untuk LAN Card ke slot
yang baru(jika tidak berdampak sama sekali maka gantilah dengan baru),
Jika perangkat adalah Wireless USB,maka pastikan lampu indicator menyala
dan coba di pindahkan ke port USB yang lain (jika tidak berdampak sama
sekali maka gantilah perangkat dengan yang baru).

Masalah 2 : Nyalakan HU/SWITCH dan coba pindahkan kabel jaringan omputer target ke
slot yang lain ,lalu coba tes koneksi lagi.Jika tidak ada perubahan
setelah di cek dengan penyelesaian masalah 1 maka dapat di pastikan
HUB/SWITCH anda rusak,sehingga harus di perbaiki atau di ganti dengan
yang baru.

Masalah 3 : Klik kanan pada Local Area Connection yang disable dengan warna abu abu
lalu klik enable dan coba lakukan tes koneksi lagi.

General Failure

Biasanya terjadi ketika system tidak bisa mengirimkan paket ping karena suatu masalah. Biasanya terjadi karena paket ping di blok oleh firewall atau antivirus.

Senin, 09 Mei 2016

Pengenalan BGP Routing

A. Pengertian BGP
Border Gateway Protocol disingkat BGP adalah inti dari protokol routing internet. Protocol ini yang menjadi backbone dari jaringan internet dunia. BGP adalah protokol routing inti dari internet yg digunakan untuk melakukan pertukaran informasi routing antar jaringan.

B. Tujuan BGP
Tujuan BGP adalah untuk memperkenalkan pada dunia luar alamat-alamat IP apa saja yang ada dalam jaringan tersebut. Setelah dikenal dari luar, server-server, perangkat jaringan, PC-PC dan perangkat komputer lainnya yang ada dalam jaringan tersebut juga dapat dijangkau dari dunia luar. Selain itu, informasi dari luar juga dikumpulkannya untuk keperluan organisasi tersebut berkomunikasi dengan dunia luar.
Dengan mengenal alamat-alamat IP yang ada di jaringan lain, maka para pengguna dalam jaringan Anda juga dapat menjangkau jaringan mereka. Sehingga terbukalah halaman web Yahoo, search engine Google, toko buku Amazon, dan banyak lagi.

C. Jenis-jenis BGP
Routing protokol BGP dibagi menjadi dua subbagian besar yang berbeda berdasarkan fungsi, lokasi berjalannya sesi BGP, dan kebutuhan konfigurasinya:

1. IBGP (Internal BGP)
Sesuai dengan namanya, internal BGP atau IBGP adalah sebuah sesi BGP yang terjalin antara dua router yang menjalankan BGP yang berada dalam satu hak administrasi, atau dengan kata lain berada dalam satu autonomous system yang sama. Sesi internal BGP biasanya dibangun dengan cara membuat sebuah sesi BGP antarsesama router internal dengan menggunakan nomor AS yang sama.
Biasanya IBGP berguna untuk memungkinkan router internal saling bertukar rute-rute yang didapat dari dunia luar. Dengan demikian semua router saling dapat mengetahui rute-rute apa saja yang disimpan oleh masing-masing router. Setelah mengetahui lebih banyak rute, maka jalan menuju ke suatu situs di internet memiliki banyak pilihan.
IBGP biasanya digunakan pada jaringan internal ISP atau perusahaan-perusahaan besar. Tujuannya adalah agar antarsesama router di dalamnya dapat saling bertukar informasi yang didapat dari dunia luar, atau dengan kata lain dari AS number lain. Untuk menjalankan IBGP dalam jaringan internal, sebuah sesi IBGP memerlukan bantuan routing protocol yang lain. Tujuannya adalah agar router tetangga yang menjadi tujuan sesi IBGP dapat dicapai oleh router tersebut. Hal ini diperlukan karena untuk membuka sebuah sesi BGP diperlukan reachability ke tetangga tujuannya.
Sebuah sesi IBGP antardua buah router atau lebih tidak memerlukan koneksi secara langsung, atau dengan kata lain tidak memerlukan koneksi Point-to-Point. Kita bisa membangun sesi IBGP antardua router meskipun keduanya berada dalam jarak yang jauh, asalkan tidak terpisah dalam autonomous system yang lain. Namun syarat untuk membuatnya demikian adalah desain dan implementasi internal routing protocol yang
baik. Internal routing protocol sangat berguna untuk melakukan routing terhadap paket-paket komunikasi BGP sehingga bisa sampai dari router asal ke router tujuannya.

2. EBGP (External BGP)
Kebalikannya dari IBGP, External BGP atau sering disingkat EBGP berarti sebuah sesi BGP yang terjadi antardua router atau lebih yang berbeda autonomous systemnya atau berbeda hak administratif. Tidak hanya sekadar beda nomor AS saja, namun benar-benar berbeda administrasinya. Jadi misalnya router Kita dengan router ISP ingin dapat saling bertukar informasi dengan menggunakan bantuan BGP, maka kemungkinan besar Kita akan membuat sesi EBGP. Hal ini dikarena autonomous system router Kita dengan router ISP dibuat berbeda.
Pihak ISP tentu tidak akan memasukkan router BGP Kita dalam autonomous systemnya karena memang bukan hak dan kewajiban mereka untuk mengurus router Kita. Dengan perbedaan autonomous system ini, maka seperangkat peraturan saat melakukan routing update tentu berbeda dengan apa yang ada dalam IBGP. Untuk itulah sesi BGP jenis ini dikategorikan berbeda, yaitu sebagai External BGP.